Selasa, 04 November 2014

Pertemuan 3: Silogisme

Silogisme
     Suatu simpulan dimana dari dua putusan (premis-premis) disimpulkan suatu putusan yg baru.

Prinsip: Bila premis benar, maka simpulannya benar.

Macam Silogisme:
1. Silogisme Kategoris
     Silogisme yg premis dan simpulannya adalah putusan kategoris (pernyataan tanpa syarat).

Contoh:
M - P : Perbuatan jahat itu haram.
S - M : Menghina itu adalah perbuatan jahat.
S - P  : Maka, menghina itu haram.

* Bila penalaran baik, silogisme memperlihatkan alasan dan dasarnya.


A. Silogisme Kategoris Tunggal
     Mempunyai dua premis, terdiri atas 3 term S, P, M.

Bentuk-bentuk silogisme kategoris tunggal:

(1) M adalah S dalam premis mayor dan P dalam permis minor. Aturan: premis minor harus sebagai penegasan, sedang premis mayor bersifat umum.

contoh:
M - P : Setiap manusia dpt mati (mayor)
S - M : Aristoteles adalah manusia (minor)
S - P  : Jadi, Aristoteles dpt mati (simpulan)

(2) M jd P dlm premis mayor dan minor. Aturan: salah satu premis harus negatif. Premis mayor bersifat umum.

contoh:
P - M : Lingkaran adalah bentuk bundar (mayor).
S - M : Segitiga bukan bentuk bundar (minor)
S - P  : Segitiga bukan lingkaran (simpulan)

(3) M menjadi S dlm premis mayor dan minor. Aturan: premis minor harus berupa penegasan dan simpulannya bersifat partikular.

contoh:
M - P : Mahasiswa itu orang dengan tugas belajar (mayor)
M - S : Ada mahasiswa yg orang bodoh (minor)
S - P  : Jadi, sebagian orang bodoh itu orang dengan tugas belajar (simpulan)

(4) M adalah P dlm premis mayor dan S dalam premis minor. Aturan: premis minor harus berupa penegasan, sedangkan simpulan bersifat partikular.

contoh:
P - M : Influenza itu penyakit (mayor)
M - S : Semua penyakit mengganggu kesehatan (minor)
S - P  : Jadi, sebagian yg mengganggu kesehatan itu influenza (simpulan)

B. Silogisme Kategoris Majemuk
     Bentuk silogisme yang premis-premisnya sangat lengkap, lebih dr tiga premis.

Jenis-jenisnya:
1. Epicherema:
     Silogisme yang salah satu atau kedua premisnya disertai alasan.

contoh:
- Semua arloji bermutu adalah arloji mahal, karena sukar pembuatannya.
- Arloji Mido itu adalah arloji baik, karena selalu tepat dan awet.
- Jadi, arloji Mido adalah arloji mahal.

2. Enthymema
     Silogisme yang dalam penalarannya tidak mengemukakan semua premis secara eksplisit. Salah satu premis atau simpulannya dilampaui, disebut juga silogisme yang disingkat.

contoh:
-Jiwa manusia adalah rohani.
-Jadi, tidak akan mati.


3. Polisilogisme
     Deretan silogisme dimana simpulan silogisme yang satu menjadi premis untuk silogisme yang lainnya.

contoh:
-Seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki, merasa tidak puas.
-Seorang yang rakus adalah seseorang yang menginginkan lebih dari yang dimiliki.
-Jadi, seseorang yang rakus merasa tidak puas.
-Seorang yang kikir merasa tidak puas.
-Budi adalah seorang yang kikir.
-Jadi, Budi merasa tidak puas.

4. Sorites
     Silogisme yang premisnya lebih dari dua. Putusan-putusan itu dihubungkan satu sama lain sedemikian, sehingga predikat dari putusan yang satu jadi subjek putusan berikutnya.

contoh:
Orang yang tidak mengendalikan keinginannya, menginginkan seribu satu barang.
Orang yang menginginkan seribu satu barang, banyak sekali kebutuhannya.
Orang yang banyak sekali kebutuhannya, tidak tenteram hatinya.
Jadi orang yang tidak mengendalikan keinginannya, tidak tenteram hatinnya.

+ Hukum silogisme kategoris (tentang isi dan luas S dan P)

1. Silogisme tidak boleh mengandung lebih dari tiga term (S, M, P). Kurang dari tiga berarti tidak ada silogisme. Lebih dari tiga term artinya tidak ada perbandingan. Ketiga term tetap sama artinya. Dalam silogisme S dan P disatukan oleh perbandingan masing-masing dengan M.

2. M tidak boleh masuk dalam kesimpulan, karena M berfungsi mengadakan perbandingan dengan term2.

3. Term S dan P dalam simpulan tidak boleh lebih luas dari premis-premisnya. Jika S dan P dalam premis partikular, maka dalam simpulan tidak boleh universal. Bila dilanggar akan terjadi latius hos (menarik simpulan yg terlalu luas).

contoh:
-Semua lingkaran bulat
-Semua lingkaran gambar
-semua gambar bulat (salah)

Sumber:
disarikan dari powerpoint "Silogisme" oleh Carolus Suharyanto

PERT 5 :FALLACIA (KESESATAN PEMIKIRAN)

DEFINISI 
Fallacia adalah kesalahan pemikiran dalam logika, bukan karena kesalahan fakta tapi kesalahan dalam kesimpulan karena penalaran yang tidak sehat.

JENIS
Kesesatan Formal : kesesatan yang terjadi atas pelanggaran norma, prinsip dan kaidah.
Contoh : 
Semua penodong berwajah seram.
Semua pengamen berwajah seram.
Jadi, semua pengamen adalah penodong.

Kesesatan Informal : Kesesatan yang terjadi dalam penggunaan bahasa.
  • Penempatan kata depan yang keliru ; Antara hewan dan manusia memiliki perbedaan
  • Mengacau posisi subjek atau predikat ; Karena tidak mengerjakan PR, guru menghukum anak itu.
  • Ungkapan yang keliru ; Penjahat kawakan itu berhasil diringkus polisi minggu lalu.
  • Amfiboli : sesat karena struktur kalimat bercabang ; Susi, anak Pak Anto yang sakit jiwa kabur dari rumah.
  • Kesesatan aksen/prosodi : sesat karena penekanan yang salah dalam kalimat ; misalkan ada peraturan "Anda tidak boleh mengganggu anak tetangga anda"; Budi bukan anak tetangga anda, jadi anda boleh mengganggu Budi.
  • Kesesatan bentuk pembicaraan:sesat krn org menyimpulkan kesamaan konstruksi juga berlaku bagi yang lain. Mis. Berpakaian artinya memakai pakaian. Bersepeda artinya memakai sepeda. Maka, beristeri artinya memakai isteri. 
  • Kesesatan aksiden: yang aksidental dikacaukan dengan hal yang hakiki. Mis. Sawo matang adalah warna. Orang Indonesia itu sawo matang. Maka, Orang Indonesia itu adalah warna.  
  •  Kesesatan karena alasan yang salah: Konklusi ditarik dari premis yang tak relevan. 
 Kesesatan Presumsi

 
       Generalisasi tergesa-gesa: Orang Padang pandai memasak.
 
       Non sequitur (belum tentu): Memang saya tidak lulus karena beberapa hari yang lalu saya berdebat dengan dosen tersebut.
       Analogi palsu:Membuat isteri bahagia seperti membuat hewan piaraan bahagia dengan membelai kepalanya dan memberi banyak makan.
       Penalaran melingkar (petitio principii): Manusia merdeka karena ia bertanggungjawab dan ia bertanggungjawab karena ia merdeka.
       Deduksi cacat: Barangsiapa sering memberi sumbangan, maka dia pasti orang baik. Andi pasti orang baik.
       Pikiran simplistis: Karena ia tidak beragama, maka ia pasti tidak bermoral.

  Menghindari Persoalan


 
       Argumentum ad hominem: Jangan percaya omongannya karena ia bekas narapidana.
 
       Argumentum ad populum: Anda lihat banyak ketidakadilan dan korupsi, maka Partai Nasdem adalah partai masa depan kita.
       Argumentum ad misericordiam: Seorang terdakwa meminta keringanan hukuman karena mengaku punya banyak tanggungan.
       Argumentum ad baculum: Karena beda pendapat, suka meneror orang lain.
       Argumentum ad auctoritatem: Mengutip pendapat Freud mengenai psikoanalisa.
       Argumentum ad ignorantiam: Bila tidak bisa dibuktikan bahwa Tuhan itu ada, maka Tuhan tidak ada.
       Argumen utk keuntungan seseorang: Seorang pengusaha berjanji mau membiayai kuliah, bila mahasiswi mau dijadikan isteri.
       Non causa pro causa: Orang sakit perut setelah menghapus sms berantai, maka dia menganggap itu sebagai penyebabnya.

 Kesesatan Retoris
  


       Eufemisme/disfemisme: Pembangkang yang dianggap benar disebut reformator. Bila tidak disenangi maka disebut anggota pemberontak.
       Penjelasan retorik: Dia tidak lulus karena tidak teliti mengerjakan  soal.
       Stereotipe: Orang Jawa penyabar. Orang Batak suka menyanyi.
       Innuendo: Saya tidak mengatakan makanan tidak enak, tapi mau mengatakan lukisan itu bagus.
       Loading question: Apakah Anda masih tetap merokok?
       Weaseler: Tiga dari empat dokter menyarankan bahwa minum itu memperlancar pencernaan.
       Downplay: Jangan anggap serius omongannya karena dia hanya buruh bangunan.
       Lelucon/sindiran
       Hiperbola: membesar-besarkan.
       Pengandaian bukti:studi menunjukkan.
       Dilema semu: Tamu yang menolak kopi, langsung disuguhi sirup.

Selasa, 28 Oktober 2014

BARUCH DE SPINOZA DAN PEMIKIRANNYA


Zaman modern adalah zaman dimana akal sangat diagung-agungkan. Selain itu pengaruh gereja sudah tidak dominan lagi karena kekuasaan gereja yang begitu agung di zaman Renaissance tersebut sudah runtuh. Keruntuhan kekuasaan gereja ini membawa dampak positif bagi perkembangan keilmuan di zaman ini. Tak heran bila di zaman ini muncul banyak filosof-filosof hebat yang begitu buah pemikirannya mampu mengguncang dunia. Salah satu filosof hebat tersebut adalah Baruch de Spinoza.

Baruch de Spinoza (24 November 1632 – 21 Februari 1677) lahir di kota Amsterdam dari pasangan Yahudi yang mengungsi dari Portugal. Pikiran beliau berakar dalam tradisi Yudaisme. Beliau mempunyai tiga pemikiran yaitu teori substansi tunggal, teori politik, dan teori emosi. Diantara ketiga pemikiran tersebut yang terkenal adalah ajaran mengenai Substansi tunggal Allah atau alam. Hal ini ia katakan karena baginya Tuhan dan alam semesta adalah satu dan Tuhan juga mempunyai bentuk yaitu seluruh alam jasmaniah. Oleh karena pemikirannya ini, beliau disebut sebagai penganut panteisme-monistik.

Biografi Spinoza (1632-1677)
Benedictus de Spinoza adalah filosof besar yang paling dihargai dan dihormati. Secara intelektual, beberapa filosof lain mengunggulinya, tetapi secara etis, dialah yang tertinggi. Konsekwensinya, selama hidupnya dan satu abad setelah kematiannya, Spinoza dianggap sebagai orang yang sangat jijik pada kejahatan.

Beliau lahir di kota Amsterdam pada tanggal 24 November 1632 dengan nama Baruch de Spinoza. Beliau lahir dari pasangan Yahudi yang mengungsi dari Portugal. Ayahnya merupakan seorang pedagang yang kaya. Nama panggilan Spinoza adalah "Bento" yang artinya sama dalam Bahasa Portugis sebagaimana juga Baruch dalam Bahasa Hebrew dan Benedictus dalam Bahasa Latin yang berarti “yang diberkati”.

Lingkungan tempat beliau dibesarkan merupakan sekelompok masyarakat yang masih percaya kepada takhayul dan hal-hal yang bersifat tabu religious. Di masa kecilnya, beliau telah menunjukkan kecerdasannya sehingga banyak orang yang mengatakan bahwa beliau bisa menjadi seorang rabbi. Dalam kehidupannya, beliau tidak hanya belajar matematika dan ilmu-ilmu alam, beliau juga mempelajari bahasa Latin, Yunani, Belanda, Spayol, Perancis, Yahudi, Jerman, Hebrew, dan Italia. Pada usianya yang ke 18 tahun, beliau membuat marah komunitas Yahudi karena beliau meragukan Kitab Suci sebagai Wahyu Allah, mengkritik posisi imam Yahudi, mempertanyakan kedudukan bangsa Yahudi sebagai umat pilihan Yahweh, dan keterlibatan Allah secara personal dalam sejarah manusia.

Sikap yang ditunjukkan beliau kepada orang Yahudi, membuat para tokoh agama Yahudi mengambil sebuah sikap. Para tokoh agama Yahudi pada saat itu menjadi gelisah dengan semua ajaran-ajaran beliau. Para tokoh agama ini terus menerus memaksa agar beliau kembali lagi pada ortodoksi agama, namun hal ini tidak pernah berhasil. Akhirnya pada tahun 1656, beliau dikucilkan dari Sinagoga bahkan dianggap mati oleh komunitasnya. Hal yang lebih menyakitkan lagi adalah kenyataan bahwa keluarganya pun turut mengucilkannya. Setelah ada keturunan Yahudi fanatic yang mencoba membunuh beliau, beliau kemudian meninggalkan Amsterdam dan pindah ke Den Haag. Meskipun demikian, beliau tetap tenang mengatasi masalah hidupnya. Hingga Akhirnya beliau mengganti nama dirinya dengan Benedictus de Spinoza sebagai tanda kehidupan barunya.

Setelah dikucilkan dari Sinagoga, beliau mencari tempat tinggal di tengah-tengah sekelompok orang Kristen yang mendapat pencerahan dengan membentuk suatu lingkungan filsafat dan akhirnya beliau dipilih untuk menjadi pemimpinnya. Dalam keadaan yang telah terkucilkan kehidupan beliau sangatlah sederhana. Beliau mencari nafkah dengan cara membuat lensa untuk kaca mata dan mikroskop sambil terus menerus menuliskan pemikiran-pemikirannya.

Disamping itu beliau juga menjadi guru pribadi pada keluarga kaya sampai beliau berkenalan dengan politisi Belanda yang kaya pada saat itu yaitu Jan De Witt. Tahun 1673 beliau diundang sebagai pengajar di Universitas Heidelberg tetapi beliau menolaknya karena bagi beliau tidak ada yang lebih mengerikan dari pada kenyataan bahwa orang-orang dihukum mati karena berpikir bebas. Akhirnya pada tanggal 21 Februari 1677 beliau meninggal pada usia 44 tahun karena penyakit TBC paru-paru yang telah lama beliau derita.

Pemikiran-Pemikiran Spinoza (1632-1677)
Pemikiran-pemikiran Spinoza menumbuhkan beberapa teori, yaitu teori substansi tunggal, teori politik, dan teori emosi. Yang pertama adalah teori substansi tunggal. Teori ini merupakan buah pemikiran beliau yang paling terkenal. Pemikiran ini merupakan tanggapan beliau atas pemikiran Descartes tentang masalah substansi dan hubungan antara jiwa dan tubuh. Dalam filsafat Descartes, terdapat sebuah permasalahan yaitu bagaimana Allah, jiwa, dan dunia material dapat dipikirkan sebagai satu kesatuan utuh.

Melalui bukunya yang berjudul Ethica, ordine geometrico demonstrata(Etika yang dibuktikan dengan cara geometris), beliau mencoba menjawab permasalahan ini. Ia memulai menjawab permasalahan dari filsafat Descartes dengan memberikan sebuah pengertian mengenai substansi. Substansi dipahami sebagai sesuatu yang ada dalam dirinya sendiri dan dipikirkan oleh dirinya sendiri, artinya sesuatu yang konsepnya tidak membutuhkan konsep lain untuk membentuknya.

Menurut beliau, sifat substansi adalah abadi, tidak terbatas, mutlak, dan tunggal-utuh. Bagi beliau, hanya ada satu yang dapat memenuhi definisi ini yaitu Allah. Menurut beliau, sifat substansi adalah abadi, tidak terbatas, mutlak, dan tunggal-utuh. Hanya Allah yang memiliki sifat yang tak terbatas, abadi, mutlak, tunggal, dan utuh.  Selain itu, beliau juga mengajarkan apabila Allah adalah satu-satunya substansi, maka segala yang ada harus dikatakan berasal dari pada Allah. Hal ini berarti semua gejala pluralitas dalam alam baik yang bersifat jasmaniah (manusia, flora dan fauna, bahkan bintang) maupun yang bersifat rohaniah (perasaan, pemikiran, atau kehendak) bukanlah hal yang berdiri sendiri melainkan tergantung sepenuhnya dan mutlak pada Allah. Untuk menyebut gejala ini, beliau menggunakan sebuah istilah yaitu ModiModi merupakan bentuk atau cara tertentu dari keluasan dan pemikiran.

Dengan demikian, semua gejala dan realitas yang kita lihat dalam alam hanyalah modi saja dari Allah sebagai substansi tunggal. Dengan kata lain, alam dan segala isinya adalah identik dengan Allah secara prinsipil. Kata kunci ajaran beliau adalah Deus sive natur (Allah atau alam). Yang berbeda dari ajaran ini hanyalah istilah dan sudut pandangnya saja. Sebagai Allah, alam adalah natura naturans (alam yang melahirkan).Natura naturans dipandang sebagai asal-usul, sebagai sumber pemancaran, sebagai daya pencipta yang asali.

Sebagai dirinya sendiri, alam adalah natura naturata (alam yang dilahirkan) yaitu sebuah nama untuk alam dan Allah yang sama tetapi dipandang menurut perkembangannya yaitu alam yang kelihatan. Dengan ini beliau membantah ajaran Descartes bahwa realitas seluruhnya terdiri dari tiga substansi (Allah, jiwa, materi). Bagi beliau hanya ada satu substansi saja, yakni Allah/alam. Karena Tuhan telah menciptakan keduanya (jiwa dan materi) dan dapat melenyapkannya jika mau. Tapi kecuali dalam kaitannya dengan kemahatahuan Tuhan, pikiran dan materi adalah dua zat yang independen dan didefinisikan berturut-turut oleh sifat-sifat pemikiran dan pengembangan. Spinoza tidak mempunyai pemikiran yang seperti itu. Menurut beliau, pemikiran dan pengembangan adalah sifat-sifat Tuhan. Tuhan juga memiliki sifat-sifat lainnya yang tak terbatas jumlahnya, karena dia tidak terbatas dalam setiap aspek-Nya; tetapi sifat-sifat lain tersebut tidak kita ketahui. Jiwa individu dan potongan-potongan meteri yang terpisah bagi beliau merupakan kata sifat; semua itu bukan benda, tetapi sekedar aspek-aspek dari yang Maha Suci.

Tidak ada keabadian pribadi seperti yang dipercaya oleh orang-orang Kristen, tetapi keabadian impersonal yang diperoleh dengan menjadi semakin dan semakin menyatu dengan Tuhan. Sesuatu yang terbatas didefinisikan oleh batas-batasnya, baik fisik maupun logis, yakni oleh apa yang bukan sesuatu: “semua determinasi adalah negasi”. Hanya ada Tuhan Esa yang seluruhnya positif, dan Dia pasti tidak terbatas secara absolute. Karena pemikirannya tersebut beliau dikenal sebagai penganut panteisme-monistik yang lengkap dan keras. Yang kedua adalah teori politik, teori politik Spinoza kebanyakan berasal dari Hobbes, selain perbedaannya yang sangat temperamental di antara kedua filosof ini. Spinoza mengatakan bahwa dalam keadaan alami (state of nature) tidak ada benar maupun salah, Karena kesalahan itu berupa pelanggaran hukum. Katanya lebih lanjut, bahwa raja tidak dapat berbuat salah, dan beliau setuju dengan Hobbes bahwa gereja sepenuhnya harus tunduk pada negara.

Beliau menentang semua pemberontakan, sekalipun terhadap sebuah pemerintahan yang buruk, dan mencontohkan kekacauan-kekacauan di Inggris sebagai bukti atas persoalan yang disebabkan oleh resistansi paksa terhadap penguasa. Tetapi beliau tidak setuju dengan Hobbes dalam memandang demokrasi sebagai bentuk pemerintahan yang “paling alami”. Beliau juga tidak setuju dengan pendapat bahwa warga Negara tidak boleh mengorbankan seluruh haknya demi sang raja.Secara khusus beliau melihat kebebasan berpendapat itu penting.

Yang ketiga adalah teori emosi. Teori ini dikemukakan setelah pembahasan metafisis tentang sifat dan asal mula pikiran, yang menuntun pada dalil yang mengejutkan bahwa “pikiran manusia cukup bisa mengetahui esensi Tuhan yang abadi dan tak terbatas”. Selain itu beliau juga mempunyai konsep tentang hasrat yang diuraikan dalam Buku Ketiga Ethics. “Segala sesuatu”, kata beliau, “sejauh hidup sendiri, berusaha mempertahankan keberadaannya sendiri”. Karenanya, muncullah cinta, kebencian, dan percekcokan. “Kebencian semakin menjadi-jadi karena dibalas dengan kebencian, dan dapat dihentikan dengan cinta”.

Menurut beliau alasan mendasar yang menggugah hasrat adalah menyelamatkan diri; tetapi menyelamatkan diri mengubah perannya ketika kita menyadari bahwa apa yang nyata dan positif pada diri kita adalah apa yang menyatukan kita dengan keseluruhan, bukannya apa yang melanggengkan keterpisahan. Selain itu beliau juga beranggapan bahwa kesenangan semata itu baik, tetapi harapan dan kekhawatiran itu buruk, demikian juga kerendahan hati dan tobat: “orang yang menyesali suatu perbuatan itu sial dua kali atau lemah”.

Beliau juga memandang waktu sebagai tidak nyata, dan makanya semua emosi yang berhubungan dengan suatu peristiwa masa depan atau masa lalu bertentangan dengan akal. “Sejauh pikiran memahami sesuatu dengan petunjuk akal, maka pikiran sama-sama dipengaruhi oleh ide tentang sesuatu masa kini, masa lalu, atau masa depan”. Pemikiran-pemikiran Spinoza banyak dituangkan dalam karya-karyanya, diantaranya:Ethica more geometric demonsrtata (Etika dibuktikan secara geometris,1677), Renati Descartes Principorium Philosophiae (Prinsip Filsafat Descartes,1663), Tractatus Theologico-Politicus (Traktat Politisi-teologis,1670), Tractactus de intellectus emendation (Traktat tentang perbaikan pemahaman,1677), dan Tractatus Politicus. 

Sumber:
Russell, Bertrand. 2007. Sejarah Filsafat Barat: Kaitannya Dengan Kondisi Sosio-Politik Zaman Kuno Hingga Sekarang. Yogjakarta: Pustaka Pelajar.
Salam, Burhanuddin. 2000. Sejarah Filsafat dan Teknologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Surajiyo. 2010. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.
Etik Susilowati, Jurnal Ilmiah Spinoza;Tokoh Filsafat Abad Modern.
http://entoen.nu/spinoza/id
http://gciput.blogspot.com/2012/07/baruch-de-spinoza.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Baruch_de_Spinoza

Senin, 06 Oktober 2014

Arti Filsafat Menurut Narasumber


  • Excel (Sistem Informasi, 2018)  
1. Filsafat adalah buah pikiran. 
2. Aristoteles 
3. Penting karena jika tidak ada filsafat kita mau jadi apa.


  •  Hafidz (Marketing Komunikasi, 2016)
1. Filsafat adalah akar dari segala hal. 
2. Kurl Max. 
3. Hafidz mengatakan bahwa belajar filsafat itu penting karena untuk mengetahui dasar dari segala sesuatu.

  • Albert ( Sistem Informasi dan Matematika, 2015)
1. Filsafat adalah suatu pribahasa. 
2. Ia tidak mengetahui tokohnya 
3. Walaupun tidak mengetahui tokohnya tapi menurutnya filsafat itu penting karena membuat manusia lebih bijaksana. 

  •  Bapak Ung (Dosen School of Design)
1. Filsafat adalah ilmu tentang cara berpikir, fenomena kehidupan dan itunya ilmu. 
2. Aristoteles. 
3.  Beliau menjawab bahwa belajar filsafat itu tidak penting.

  • Ibu Laura (Dosen School of Design) 
1. Filsafat adalah teori pemikiran dari para filsuf tentang jawaban yang memiliki relevansi tentang misteri hidup. 
2. Thomas Llyotard.
3. Namun menurutnya filsafat itu tidak penting karena setiap manusia memiliki pemikiran sendiri, namun filsafat dapat dijadikan acuan. 

  • Pak Lateef (Dosen School of Design) 
1. Arti filsafat sendiri menurutnya adalah rumit.
2. Plato
3. Ia juga mengatakan bahwa pelajaran filsafat itu tidak penting karena tidak berhubungan dengan hidupnya.

  • Pak Irwan (School of Design) 
1. Filsafat merupakan cara manusia untuk berpikir secara logis. 
2. Thomas Llyotard.
3. Ia juga mengatakan bahwa filsafat itu penting agar manusia dapat berpikir kritis.